Sektor transportasi dalam negeri babak belur sepanjang 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan lapangan usaha transportasi dan pergudangan terkontraksi 15,04% (YoY). Sektor ini yang terpuruk paling dalam dibandingkan lapangan usaha lain. Lapangan usaha transportasi dan pergudangan menjadi penyumbang tertinggi terhadap penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) 2020, yakni -0,64%. Padahal, pada 2019 mampu menyumbang peningkatan PDB sebesar 0,27% dengan pertumbuhan 6,39% (YoY). Subsektor angkutan udara paling anjlok sepanjang 2020 dengan terkontraksi 53,01% (YoY). Hal ini seiring dengan penurunan jumlah penumpang pesawat domestik dan internasional. BPS mencatat penumpang pesawat domestik hanya 32,4 juta orang sepanjang tahun lalu, turun 57,76% dibandingkan 2019 yang mencapai 76,7 juta orang. Sementara, penumpang pesawat internasional hanya 3,7 juta orang atau turun 80,61% dibandingkan 2019 yang mencpai 18,7 juta orang. Angkutan rel menjadi subsektor yang terkontraksi tertinggi kedua dengan 42,34% (YoY). Penumpang kereta api turun drastis menjadi 186,1 juta orang atau 56,40% (YoY) sepanjang 2020, berdasarkan data BPS. Angkutan laut tercatat hanya terkontraksi 4,57% pada 2020. Meski demikian, jumlah penumpang angkutan laut turun mencapai 40,66% sepanjang tahun lalu menjadi 14,2 juta orang. Menurunnya pengguna sektor transportasi pada 2020 lantaran mobilitas masyarakat berkurang selama pandemi Covid-19. Masyarakat mengurangi mobilitas karena menghindari penularan Covid-19. Di sisi lain, pemerintah juga menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang termasuk membatasi penggunaan moda transportasi umum. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, sektor transportasi masih akan tertekan pada awal 2024. Pasalnya, mobilitas masyarakat masih terbatas dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). “Pergerakan masyarakat juga rendah sekali ke tempat belanja dan rekreasi, -24% dari baseline,” kata Bhima ketika dihubungi Katadata.co.id, Senin (8/2). Meski demikian, Bhima mengatakan bahwa kontraksi di sektor transportasi tak akan sedalam tahun lalu. Hal ini lantaran pemerintah membuat sejumlah kebijakan yang memudahkan masyarakat untuk bepergian. Salah satunya adalah kebijakan penggunaan alat penapisan (screening) corona bernama Gajah Mada. Electric Nose Covid-19 atau GeNose untuk penumpang kereta dan bus. Layanan tes Genose untuk penumpang stasiun pada tahap awal dipatok sebesar Rp 20 ribu. Setelahnya, harga layanan tes Genose diperkirakan sebesar Rp 30-35 ribu. Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan tarif rapid test antigen yang maksimal sebesar Rp 250 ribu di Jawa dan Rp 275 ribu di luar Jawa. “Ini bisa picu masyarakat bepergian lewat transportasi publik,” kata Bhima. Manakah pernyataan di bawah ini yang paling tidak mendukung paragraf akhir ?

Sektor transportasi dalam negeri babak belur sepanjang 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan lapangan usaha transportasi dan pergudangan terkontraksi 15,04% (YoY). Sektor ini yang terpuruk paling dalam dibandingkan lapangan usaha lain. Lapangan usaha transportasi dan pergudangan menjadi penyumbang tertinggi terhadap penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) 2020, yakni -0,64%. Padahal, pada 2019 mampu menyumbang peningkatan PDB sebesar 0,27% dengan pertumbuhan 6,39% (YoY). Subsektor angkutan udara paling anjlok sepanjang 2020 dengan terkontraksi 53,01% (YoY). Hal ini seiring dengan penurunan jumlah penumpang pesawat domestik dan internasional. BPS mencatat penumpang pesawat domestik hanya 32,4 juta orang sepanjang tahun lalu, turun 57,76% dibandingkan 2019 yang mencapai 76,7 juta orang. Sementara, penumpang pesawat internasional hanya 3,7 juta orang atau turun 80,61% dibandingkan 2019 yang mencpai 18,7 juta orang. Angkutan rel menjadi subsektor yang terkontraksi tertinggi kedua dengan 42,34% (YoY). Penumpang kereta api turun drastis menjadi 186,1 juta orang atau 56,40% (YoY) sepanjang 2020, berdasarkan data BPS. Angkutan laut tercatat hanya terkontraksi 4,57% pada 2020. Meski demikian, jumlah penumpang angkutan laut turun mencapai 40,66% sepanjang tahun lalu menjadi 14,2 juta orang.

Daftar isi : hide

Menurunnya pengguna sektor transportasi pada 2020 lantaran mobilitas masyarakat berkurang selama pandemi Covid-19. Masyarakat mengurangi mobilitas karena menghindari penularan Covid-19. Di sisi lain, pemerintah juga menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang termasuk membatasi penggunaan moda transportasi umum.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, sektor
transportasi masih akan tertekan pada awal 2024. Pasalnya, mobilitas masyarakat masih terbatas dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). “Pergerakan masyarakat juga rendah sekali ke tempat belanja dan rekreasi, -24% dari baseline,” kata Bhima ketika dihubungi Katadata.co.id, Senin (8/2). Meski demikian, Bhima mengatakan bahwa kontraksi di sektor transportasi tak akan sedalam tahun lalu. Hal ini lantaran pemerintah membuat sejumlah kebijakan yang memudahkan masyarakat untuk bepergian. Salah satunya adalah kebijakan penggunaan alat penapisan (screening) corona bernama Gajah Mada.

Electric Nose Covid-19 atau GeNose untuk penumpang kereta dan bus. Layanan tes Genose untuk penumpang stasiun pada tahap awal dipatok sebesar Rp 20 ribu. Setelahnya, harga layanan tes Genose diperkirakan sebesar Rp 30-35 ribu. Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan tarif rapid test antigen yang maksimal sebesar Rp 250 ribu di Jawa dan Rp 275 ribu di luar Jawa. “Ini bisa picu masyarakat bepergian lewat transportasi publik,” kata Bhima.

Manakah pernyataan di bawah ini yang paling tidak mendukung paragraf akhir ?
(A) Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan diberlakukan secara berkala.
(B) Adanya Layanan tes Genose tidak akan merubah keadaan.
(C) Adanya kebijakan vaksin serentak akan mengurangi kontraksi yang terjadi pada sector transportasi
(D) Layanan tes Genose lebih hemat dibandingkan tes lainnya.
(E) Kita harus tetap memakai masker ketika menggunakan moda transportasi umu.

Jawaban soal di atas adalah (B) Adanya Layanan tes Genose tidak akan merubah keadaan.

Untuk memahami alasannya, simak pembahasan berikut.

Informasi adalah sekumpulan data dan fakta yang dikemas dan disusun agar menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi dalam sebuah paragraf dapat dibedakan menjadi informasi tersurat dan tersirat.
1. Informasi tersurat : informasi yang telah tertulis secara eksplisit atau langsung di dalam teks. Informasi ini dapat ditemukan pada tiap-tiap kalimat dalam teks tersebut.
2. Informasi tersirat: informasi yang tidak tertulis secara langsung dalam teks. Maka untuk mendapatkannya harus melalui proses pengambilan simpulan dari informasi tersebut.

Langkah-langkah menemukan informasi:
1. Membaca judul teks. Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk menemukan informasi pada teks adalah dengan membaca judulnya. Judul akan memberikan gambaran besar akan pembahasan/isi teks.
2. Skimming atau kegiatan membaca sekilas. Tujuan skimming adalah menemukan informasi tertentu yang dibutuhkan. Skimming dapat membentuk keterampilan berpikir logis, cermat, dan sistematis dalam mencari informasi penting dalam penyelesaian masalah.
3. Mencatat isi pokok bacaan. Mencatat isi pokok bacaan menjadi langkah terakhir untuk menemukan informasi penting dalam teks. Langkah ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik adiksimba yang merupakan singkatan dari apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana.

Informasi yang didapatkan dari paragraf terakhir adalah:
1. Mobilitas masyarakat masih terbatas dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
2. Kontraksi di sektor transportasi tak akan sedalam tahun lalu.
3. Pemerintah membuat sejumlah kebijakan yang memudahkan masyarakat untuk bepergian.
4. Kebijakan penggunaan alat penapisan (screening) corona bernama Gajah Mada.
5. Penggunaan GeNose bisa picu masyarakat bepergian lewat transportasi publik.

Dari pokok-pokok informasi pada paragraf terakhir, informasi yang paling tidak mendukung adalah ” Adanya Layanan tes Genose tidak akan merubah keadaan.” Hal ini bertentangan dengan yang disampaikan pada paragraf terakhir. Penggunaan GeNose justru dilakukan untuk memudahkan masyarakat berpergian lewat transportasi publik.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.

Semoga membantu.????