Ciri-ciri dan bentuk pentas Teater Post-Modern

Ciri-ciri dan bentuk pentas Teater Post-Modern

Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah norma untuk melihat dan mewakili dunia yg terabaikan, pastiche dari berbagai tekstualitas dan bentuk media seni yang digunakan, narasinya tidak begitu lengkap, karakter terfragmentasi, unik, penonton bermakna tinggi, penolakan terhadap nilai seni, produksi untuk menghasilkan makna, dan drama seringkali mundur dari kenyataan.

Berikut ini penjelasannya.
Ciri-ciri teater post modern:
1. Norma yang diterima untuk melihat dan mewakili dunia ditantang dan diabaikan, sementara persepsi dan representasi teater eksperimental diciptakan.
2. Sebuah pastiche dari berbagai tekstualitas dan bentuk media digunakan, termasuk penggunaan simultan dari berbagai bentuk seni atau media, dan ada ‘pencurian’ dari kelompok bentuk artistik yang heterogen.
3. Narasinya tidak perlu lengkap tetapi bisa dipatahkan, paradoks dan imajiner. Ada gerakan menjauh dari linearitas ke multiplisitas (ke jaringan cerita yang saling terkait), di mana aksi dan adegan memberi jalan kepada serangkaian momen dramatis yang bergerak.
4. Karakter terfragmentasi, membentuk kumpulan pecahan yang kontras dan paralel yang berasal dari ide sentral, tema, atau karakter tradisional.
5. Setiap pertunjukan baru dari karya teater adalah Gestalt baru , tontonan unik, tanpa niat mengulangi permainan secara metodis.
6. Penonton merupakan bagian integral dari pembuatan makna bersama dari proses pertunjukan dan anggotanya termasuk dalam dialog drama.
7. Ada penolakan terhadap pengertian seni “Tinggi” dan “Rendah”. Produksi hanya ada di benak pemirsa sebagai apa yang ditafsirkan pemirsa – tidak lebih dan tidak kurang.
8. Proses latihan dalam produksi teater lebih didorong oleh pembuatan makna dan improvisasi bersama, daripada teks naskah.
9. Drama itu mundur dari kenyataan untuk menciptakan suasana sadar dirinya sendiri. Ini kadang-kadang disebut sebagai metateater .

Dengan demikian ini, jawaban yang tepat adalah norma untuk melihat dan mewakili dunia yg terabaikan, pastiche dari berbagai tekstualitas dan bentuk media seni yang digunakan, narasinya tidak begitu lengkap, karakter terfragmentasi, unik, penonton bermakna tinggi, penolakan terhadap nilai seni, produksi untuk menghasilkan makna, dan drama seringkali mundur dari kenyataan.

Semoga membantu ya.